Tuesday, September 9, 2008

23 Agustus 2008 (1)


P'Juwono dan Ibu


Foto Bersama dari kiri ke kanan
Duduk Depan :
Philips, Udiharto, Katib, Juwono, Supardiyono, Jayusman, Oetoro, Bowo, Sukoyo
Tengah :
Catur, Khairul, Bambang Sadewo, Irsal, Bahdar, Ruzwar, Fahmi Mochtar, Boersma, Parnoto, Darman
Belakang Berdiri:
Hartoyo, Anton, Sigit, Aip, Kadir, Amirulah, Supriyadi, Teman Hartoyo, Dono, Junianto, Tafsilison, Achya, Budiman, Anggiat, Suroto, Jazuli dan Nixon

Menyanyi bersama Kiri ke kanan :
Jazuli, Catur, Suroto, Dono (tertutup)m, Sigit, Boersma, Junianto, Achya, Oetoro, Juanda Toha, Khairul, Nixon, Ramsim, Anggiat, Irsal (terutup) dan Bambang Sadewo
Tetap kekeluargaan dari kiri ke kanan
putri bi Yayah, Juanda Toha&Istri, Bi (?) Bi Acih, Soepardiono, Bi Yayah, Bahdar, Urip, Soeroto, Harmen, Oetoro, Philip, Jazuli, Sigit, Anton, Achya, Mang Aedin, Amirullah, Nixon

HUYGENS WEG = Jl. Tamansari

HUYGENS WEG itu nama jaman Belanda doeloe, sekarang: JL. TAMAN SARI
MACLAINE PONT WEG = JL. GELAP NYAWANG
Letak VM memang di soedoet pertigaan ke dua weg terseboet, tidak jauh dari pintu masuk Kebun Binatang, dulu namanya JUBILEUM PARK atau DIERENTUIN.
Mari kita kumpulkan sedikit demi sedikit VM tempoe doeloe.
Kalau Cho En Lai pernah nginep di VM sewaktu konperensi AA 1955, maka dia itu juga alumni VM he he he

salam Tjakil

Jl. Tamansari BANDOENG tahun 1925

Sekitar jalan Tamansari tahun1925, waktu itu Villa Merah telah berdiri megah sejak 1918.
Sejak tahun1925, di lembah Cikapundung, sejajar dengan jalan Tamansari, oleh "Gemeente Bandoeng" telah dibangun jalan khusus buat para penunggang kuda. Jalan tapak kuda itu dibangun dari ujung jalan Tamansari bawah sampai ke jalan Siliwangi di ujung utara. Kemudian belok ke jalan Dago, di mana saat iti sisi timurnya juga khusus diperuntukkan bagi para penunggang kuda.
Waktu itu pasukan kavaleri Belanda menggunakan jalur jalan itu sebagai route latihan menunggang kuda. Pagi hari biasanya mereka appel dulu di hadapan Komandan Ajudan Jenderal di pelataran gedung "DVO" jalan Kalimantan. Kemudian pasukan berkuda ini menuju ke tempat latiah di lembah Cikapundung. Selesai latihan kembali ke markas mengambil lintasan jalan Dago.......

salam : Tjakil

Prof. Ir. Charles Prosper Wolff Schoemaker

Villa Merah, jl Tamansari 78, di bangun th 1918 (sudah 90 tahun lalu) oleh arsitek Prof. Ir. Charles Prosper Wolff Schoemaker (1882-1949). Bata bahan bangunan berasal dari Negeri Belanda, dibawa dengan kapal laut. Batu bata ini sebagai pemberat kapal, karena kapalnya kosong. Tetapi ketika kembali ke Negeri Belanda, kapalnya penuh dengan rempah2 dan harta benda Indonesia. Batu bata ditinggalkan di pelabuhan Tanjung Priuk, kemudian sebagian di bawa ke Bandung antara lain utk membangun Villa Merah.

Arsitek Schoemaker ilahirkan di Banyu Biru (dekat Ambarawa, Jawa Tengah) pada tahun 1882, Schoemaker dikenal sebagai Bapak gaya arsitektur Art-Deco di Bandung. Dia dikenal mahir menyelaraskan arsitektur Eropa modern dengan lingkungan tropis. Keahliannya memadkan elemen dekoratif kuno dan arsitektur modern menjadikan dia arsitek Indonesia terbaik pada jamannya. Kelak di kemudian hari dia menjadi profesor di Institut Teknologi Bandung. Di antara murid-muridnya, adalah Ir. Soekarno yang menjadi presiden pertama Republik Indonesia. Beliau meninggal pada tahun 1949 di kota Bandung yang dicintainya, dan dimakamkan di Pemakaman Pandu.

salam : Tjakil

Villa Merah

Jl. Tamansari memiliki sebuah bangunan yang tergolong unik.
Bangunan tersebut berbentuk rumah Villa, dengan warna menyolok merah.
Karena dindingnya yang berwarna merah, maka orang menyebut bangunan ini sebagai Villa Merah. Letaknya berseberangan dengan jalan masuk menuju Kebon Binatang.

Villa Merah pernah menjadi Asrama Mahasiswa ITB.
Pernah pula ditempati oleh Perdana Menteri RRC Chou En Lay, sewaktu diselenggarakan Konperensi AA di Bandung tahun 1955.
Apanya sih, yang antik? Kalau dibilang antik, memang ya ada antiknya.
Apalagi bila kita mengetahui tentang sejarah pembangunan Villa tersebut.

(sumber Haryoto Kunto 1986)