Tuesday, September 9, 2008

23 Agustus 2008 (1)


P'Juwono dan Ibu


Foto Bersama dari kiri ke kanan
Duduk Depan :
Philips, Udiharto, Katib, Juwono, Supardiyono, Jayusman, Oetoro, Bowo, Sukoyo
Tengah :
Catur, Khairul, Bambang Sadewo, Irsal, Bahdar, Ruzwar, Fahmi Mochtar, Boersma, Parnoto, Darman
Belakang Berdiri:
Hartoyo, Anton, Sigit, Aip, Kadir, Amirulah, Supriyadi, Teman Hartoyo, Dono, Junianto, Tafsilison, Achya, Budiman, Anggiat, Suroto, Jazuli dan Nixon

Menyanyi bersama Kiri ke kanan :
Jazuli, Catur, Suroto, Dono (tertutup)m, Sigit, Boersma, Junianto, Achya, Oetoro, Juanda Toha, Khairul, Nixon, Ramsim, Anggiat, Irsal (terutup) dan Bambang Sadewo
Tetap kekeluargaan dari kiri ke kanan
putri bi Yayah, Juanda Toha&Istri, Bi (?) Bi Acih, Soepardiono, Bi Yayah, Bahdar, Urip, Soeroto, Harmen, Oetoro, Philip, Jazuli, Sigit, Anton, Achya, Mang Aedin, Amirullah, Nixon

HUYGENS WEG = Jl. Tamansari

HUYGENS WEG itu nama jaman Belanda doeloe, sekarang: JL. TAMAN SARI
MACLAINE PONT WEG = JL. GELAP NYAWANG
Letak VM memang di soedoet pertigaan ke dua weg terseboet, tidak jauh dari pintu masuk Kebun Binatang, dulu namanya JUBILEUM PARK atau DIERENTUIN.
Mari kita kumpulkan sedikit demi sedikit VM tempoe doeloe.
Kalau Cho En Lai pernah nginep di VM sewaktu konperensi AA 1955, maka dia itu juga alumni VM he he he

salam Tjakil

Jl. Tamansari BANDOENG tahun 1925

Sekitar jalan Tamansari tahun1925, waktu itu Villa Merah telah berdiri megah sejak 1918.
Sejak tahun1925, di lembah Cikapundung, sejajar dengan jalan Tamansari, oleh "Gemeente Bandoeng" telah dibangun jalan khusus buat para penunggang kuda. Jalan tapak kuda itu dibangun dari ujung jalan Tamansari bawah sampai ke jalan Siliwangi di ujung utara. Kemudian belok ke jalan Dago, di mana saat iti sisi timurnya juga khusus diperuntukkan bagi para penunggang kuda.
Waktu itu pasukan kavaleri Belanda menggunakan jalur jalan itu sebagai route latihan menunggang kuda. Pagi hari biasanya mereka appel dulu di hadapan Komandan Ajudan Jenderal di pelataran gedung "DVO" jalan Kalimantan. Kemudian pasukan berkuda ini menuju ke tempat latiah di lembah Cikapundung. Selesai latihan kembali ke markas mengambil lintasan jalan Dago.......

salam : Tjakil

Prof. Ir. Charles Prosper Wolff Schoemaker

Villa Merah, jl Tamansari 78, di bangun th 1918 (sudah 90 tahun lalu) oleh arsitek Prof. Ir. Charles Prosper Wolff Schoemaker (1882-1949). Bata bahan bangunan berasal dari Negeri Belanda, dibawa dengan kapal laut. Batu bata ini sebagai pemberat kapal, karena kapalnya kosong. Tetapi ketika kembali ke Negeri Belanda, kapalnya penuh dengan rempah2 dan harta benda Indonesia. Batu bata ditinggalkan di pelabuhan Tanjung Priuk, kemudian sebagian di bawa ke Bandung antara lain utk membangun Villa Merah.

Arsitek Schoemaker ilahirkan di Banyu Biru (dekat Ambarawa, Jawa Tengah) pada tahun 1882, Schoemaker dikenal sebagai Bapak gaya arsitektur Art-Deco di Bandung. Dia dikenal mahir menyelaraskan arsitektur Eropa modern dengan lingkungan tropis. Keahliannya memadkan elemen dekoratif kuno dan arsitektur modern menjadikan dia arsitek Indonesia terbaik pada jamannya. Kelak di kemudian hari dia menjadi profesor di Institut Teknologi Bandung. Di antara murid-muridnya, adalah Ir. Soekarno yang menjadi presiden pertama Republik Indonesia. Beliau meninggal pada tahun 1949 di kota Bandung yang dicintainya, dan dimakamkan di Pemakaman Pandu.

salam : Tjakil

Villa Merah

Jl. Tamansari memiliki sebuah bangunan yang tergolong unik.
Bangunan tersebut berbentuk rumah Villa, dengan warna menyolok merah.
Karena dindingnya yang berwarna merah, maka orang menyebut bangunan ini sebagai Villa Merah. Letaknya berseberangan dengan jalan masuk menuju Kebon Binatang.

Villa Merah pernah menjadi Asrama Mahasiswa ITB.
Pernah pula ditempati oleh Perdana Menteri RRC Chou En Lay, sewaktu diselenggarakan Konperensi AA di Bandung tahun 1955.
Apanya sih, yang antik? Kalau dibilang antik, memang ya ada antiknya.
Apalagi bila kita mengetahui tentang sejarah pembangunan Villa tersebut.

(sumber Haryoto Kunto 1986)

Sunday, August 10, 2008

Baruuuu

Baruuuuuuu...... ada yang pakai celana pendek masuk ke ruang tamu.....




Friday, August 8, 2008

kodi 80-an

1982?
1. Ahmad Jazuli El81

1983
1. Anggiat Mangiring Sihotang SI 81
2. Manonton Butar-Butar IF81
3. Haris Simamora KI81
4. Arustiyono FA82
5. Wisnubroto PL 80
6. M. Rosyid TK 81
7. Purhadi MA 81
8. Gagarin Sembiiring GL80
9. Agus Kismanto FT82
10. Juanda Toha MS80

1983
1. Andi Mustain GL 82
2. Reviyeno A. Nasution SI 81
3. Ramsi Irian FI 81
4. Khairul Rahmat Tanjung TK82

1984 (angkatan kabur)
1. Boy Iswandi EL 83
2. Ahmad Zaeni

1984
1. Ferdinandus Wempi KI83
2. Yendri FI 83

1985
1. Agus F. Abdillah FT 84
2. Apriliatoni SI84
3. Asep Edi Suprihatna KI83
4. Yanimal (MS84)

1986
1. Ariseno GL 84
2. Hasrul MA 85
3. Badritamam (alm) Ds.Grafis 84
4. Nixon Erzed IF85
5. Dasril TA85
6. Masrudy Situmorang MS83
7. Asikin Sn.Patung85

1987
1. Ali Chozin FA 85

1987
1. Ikhwani KI85
2. Antonius Raharjo BI85
3. Junianto IF86

1988
1. Dadit Raditiya EL 86
2. Catur Imam S. MS85
3. Sigit Tripramono TK 86

1988
1. Achya Arifudin FT87
2. Sukoyo TI87

1989
1. Soeroto TI 88

1990
1. Toni Kenedi Siahaan (alm) MS 89
2. Ichwanul SI 89 (???)
3. Royanda Purba MS 89

Angkatan 90-an

Togar Sihombing
Saudara Sihombing
dst

saya sudah tidak hapal

Wednesday, August 6, 2008

Nampang hareupan imah


Nampang dihareupan imah...

Tuesday, June 3, 2008

Villa Merah dalam Ingatanku

Reuni Keluarga Villa Merah

Bawa Sudjarwa


Mendengar kata Keluarga Villa Merah, hampir bisa dipastikan rekan2 saat ini punya perspektif masing masing. Saya sendiri saat ini mempunyai ingatan tentang ”daftar nama alumni”, yang tertulis dengan huruf warna putih pada lempengan plastik berwarna dasar hitam, terpampang didinding bangunan warna merah dijalan tamansari 78, dikenal orang dengan Rumah Merah atau Villa Merah. Daftar nama itu sekarang tidak lagi terpampang disana, terakhir saya melihatnya dibangunan jl Citarum Bandung, disana masih ada sisa kebesaran villa merah. Bangunan itu cukup besar namun tidak cukup kuat memberikan obat kerinduan kita.

Contohnya, saya beberapa kali saya mampir kesana, tidak seperti ketika kita mampir bangunan rumah merah, Villa Merah. ”INI RUMAHKU” terucap dalam hati ketika kita memasuki halaman rumah merah tersebut, Ketika masuk rumah terasa seperti juragan yang baru pulang dari rantau, setelah berbulan bulan meninggalkan rumah, apakah dengan membawa oleh oleh, atau tangan kosong alias miskin, kalau pelit sih tidak.

Disana pertama kali yang kita temui, manusia2 yang kelaparan atau pas pasan, satu persatu keluar dari sarangnya masing2. Keluar dengan teriakan, gonggongan yang khas nan merdu dan nyaring karena kerasnya, OleeOleeeeeee........ OleeOleeeeeee........
OleeOleeeeeee........Alumniiiiiiiiiii..............................................

Disaat itu kita disambut dengan suka cita, yang disambut ole olenya, bukan alumninya , GRRRRRR kau, bosa basinya, ”wah sukses ya, dimana sekarang mas, lagi dinas ya, dalam rangka apa, nginep dimana, pertanyaan ini sudah mengarah ke ”traktirannya kapan” bla bla............. Coba rasakan, sebaliknya, kalau datang tanpa membawa apa apa buat mereka, dengan cepat satu persatu mereka kembali kesarangnya masing masing, tanpa kehangatan.

Satu persatu kamar demi kamar kita datengi, sambil bercerita, ini dulu kamarnya BIRONG, yang ini CORO , diatas KEMBO, yang kamarnya KEBO, tapi diajarang tinggal disini, KOPRAL ada ditas, si BONGKOK dan pemalas ada disini, eeeeeeee yang itu kamarnya BEKICOT. Nostalgia itu serta merta berkembang dan membuat aku berada di koorrdinat 30 tahun yang lalu. Nikmat sekali hidup ini, cuman ber modal gelas & mulut, kita sudah bisa meneguk susu coklat. Susu dari kamar5, coklat dari kamar 7, gula dari kamar 13. Disaat pencarian persediaan tadi selesai air sudah mendidih, biasanya itu dilakukan diwaktu malam. Lain halnya dengan sarapan pagi, penghuni yang keluar kota dan nginep, tidak pulang, menjadi sasaran paling empuk, sarapan yang hanya nasi putih dan teler rebus separo, itu sudah menjadi hitungan. Jangan kan yang itu, yang karena kuliah pagi, tidak jarang sering pulang kuliah menemui jatah sarapannya sudah HAMBLAS. Rajawali tukang sikat itu namanya BURSMA, kalau tidak dia IRZAL, memang dua duanya tergolong mahasiswa jauh dari rantau dan pasapasan.

Kebanyakan dari mereka, masuk asrama dalam rangka menekan biaya hidup, bukan karena upaya menabung, tapi memang mereka ternasuk golongan ekonomi lemah, yang kuat cuma tekatnya saja. Masuk asrama tidak mudah, kita ini sudah miskin, masuk asrama ketemu sama orang yang lebih miskin tapi sok bergaya seperti orang kaya. Sudah untung dibawain oleh oleh, eh didepan kita dibilang menghina, kacang dibuang, kita diusir, kita pergi, kacangnya diambil lagi. Besoknya, mulai pendekatan, sambil nanya lagi ole olenya apa lagi, dasar.

Gojlokannya 6 bulan, tulis acara tv di papan tulis setiap hari, pakai dasi dan duduk diruang tamu, sambil menunggu bell. Orang pasti bertanya tanya, pasti ini golongan mahasiswa yang lemah otak, sehingga agak miring miring sedikit.

Belum lagi lari malam, kapan belajarnya, sehingga prestasi akademisnya tidak terlalu baik, masih untung lolos, tidak kena mahasiswa 88, bahkan masih ada keluarga kita yang masih belum selesai. Jangan kuatir banyak dari keluarga kita yang sukses, terlalu banyak untuk disebutkan.

Masih ingat mesranya kita berhubungan keluarga asrama putri, UPIL sang pangeran dengan gitarnya mempesona mereka terlibat dalam irama Eidelweiss yang melebihi sks matakuliah manapun diITB, selalu setia datang rumah kita.

Bagaimana mereka terlibat dalam acara pelantikan penghuni, bagaimana berpartisipasi dalam setiap acara wisuda sarjana Villa Merah, dengan pesta dikegelapan.

Traktiran insinyur baru, biasanya pesta gratis bagi penghuni baru, rela melakukan apa saja agar bisa makan ayam AEP, termasuk mengumpulkan tulang tulang ayam untuk kucing/anjing yang dirumah. Dasar mereka Botol penuh kecap disikat juga oleh FAHMI.

Rasanya kita kompak betul, kita terasa dekat sekali, melebihi keluarga saja, tidak terasa, yang kalau saja fungsi rumah itu masih ada, anak kita mungkin menggantikan kita, tinggal di rumah kita. Setelah tidak adalagi fungsi itu, rumahnya masih ada, lambat tapi pasti, semakin jauh kenangannya, semakin pudar dan ......................................................

Tapi anda pasti rindu, kangen, serta mau dong kalau kita berkumpul lagi ................... untuk mendekatkan kembali ingatan kita, bahwa kita pernah serumah, bahwa kita pernah berantem didepan tV, kita pernah makan bareng, traktiran bareng, bimbingan bareng, naksir bareng, pesta bareng, lulus bareng, dilantik bareng, penghuni baru bareng, di grujug comberan bareng, lari malam bareng, kasur dikerek baRENG, debat setiap pagi dengan koran, kita pernah bareng ..........................., kita pernah bareng ..........................., kita pernah bareng ..........................., kita pernah bareng ..........................., kita pernah bareng ........................... (isi sendiri).

KITA AKAN REUNI BESAR

Pastikan kapan, acaranya, tempatnya, bentuk panitia kecil pelaksana, bentuk sterring commitee, tentukan kelompok penyandang dana. Kita bakar sebua hambatan, rintangan serta kendala yang ada.

KITA AKAN KEMBALI SEPERTI DULU,
SEPERTI DISAAT KITA TINGGAL DIVILLA MERAH,
WALAU DALAM LAMUNAN

Terimakasih

Tulisan ini ditulis Mas Bowo menjelang pertemuan Alumni VM yang mengambil tempat Gedung Pertemuan Universitas Terbuka (tahunnya lupa)

Tuesday, May 20, 2008

Sang Penyanyi

Dalam hal tarik suara penghuni VM itu cukup disegani karena banyak bakat alamiah yang dibawa sebelum jadi penghuni VM.

Siapa enggak kenal dengan pemusikdan penyanyi Dangdut " Pokiel" yang berani manggung di acara ITB. itu saudara kita dari VM lho..

Kalau untuk tampil unjuk kehebatan di seluruh Asrama itu mulai dari Bowo, Phillips, Roy, Don.. dengan lagu " Freight Train going too fast, Lessie, 500 hundreed miles" itu juga dulurku kabeh..

Dan yang punya bakat dan tapi diharuskan nyanyi dalam hati yaitu Yoseph Manurung, maklum semua nada lagu tidak ada yang cocok baginya.... punten Oom Yoseph Jangan marahya... itupun sadulurku juga..

Dulur lainnya Ruzwar, Pranoto, Tofik... juga punya bakat..

Nah pemusik yang boleh tampil jauh-jauh dari dulur-dulur lainnya itu Irsal dan Saya.
Duet saya dan Irsal itu cukup lama sampai bertahun -tahun walaupun sudah meninggalkan VM. Keunggulan saya dari Irsal itu adalah saya adalah guru musiknya Irsal.. Dengan gitar yang kita tune sendiri dengan mantapnya kita menyanyi diberanda atas VM dengan lagu " HIlangnya seorang Gadis" ciptaan Raphsodya band. Seolah-olah kita itu penyanyi Deddy Dorres.... ...

genjrang... genjreng...walaupun suara musiknya fals dan menyanyikan lagu " Hilangnya seorang gadis" dengan sekali sekali suara hilang karena mau ikut suara nada tinggi.. tetap saja kita selesaikan lagu itu dari awal sampai akhir..

Rupanya niat Irsal untuk jadi pemusik ini diteruskan sama anak... waktu anaknya lagi kecil saya nganterin Irsal dan anaknya liat-liat alat musik. Irsal sambil ngedumel bilang ... suara dimana... musik kemana...gitu kok nekat mau jadi pemusik.... saya jadi tertawa... . ...

Saya bilang sama Irsal kamu jangan begitu kamu enggak sadar suaramu lebih parah dari anakmu... dan modalmu cuma satu lagu lho... kamu ingat , teman-teman kita pada lari semuanya kalau kita berdua menyanyi??

Dan ternyata perkiraanku dan Irsal salah semua.. setelah besar ternyata anaknya jadi pemusik dan pengarang lagu terkenal di Indonesia..
Waktu aku tanya Sal itu kok anakmu bisa jadi pemusik... bakat dari mana ??... Dengan bangganya dia bilang " Itu bakat dari saya"... Nah sekarang aku yang ngedumel dan juga langsung ngurut dada, " gimana bakat dari kamu" main gitar berpuluh-puluh tahun aja enggak bener kok ngakunya punya bakat musik...kataku sambil sungut-sungut...

Tapi dia tetap ngotot "Saya itu pemusic lho...." wis... wis... aku nggak mau kasih comment lagi, yang penting ponakan kita sudah terkenal di bandingkan dengan bapaknya,

Anaknya jadi pentolannya " Band Samson" .

Apa yang saya petik dari pelajaran itu "Selama tekat itu masih ada, cita cita itu bisa dapat diraih"
Ayo kita bangkitkan semangat anak-anak kita semua untuk meraih cita-citanya..

kutulis sekelumit cerita sambil merayakan "Hari kebangkitan National 20 May 2008" sendirian.

Wass
Boersma

Friday, May 9, 2008

Onthel

Cerita ini balik pada tahun 70an, baru tiga harian kita menerima capeng VM, mungkin karena segan dengan senior-senior lainnya yang mukanya dibuat-buat kereng mirip centeng, maka Capeng ini mendekati saya, walaupun saya sudah berkumis capeng ini enggak begitu takut sama saya.
Setelah menghampiri saya dia bilang " Mas boleh enggak bawa kendaraan ke VM",
oh ya tentu boleh, enggak ada larangan.. kamu liat kan itu banyak sepeda motor parkir di gang itu dan untuk mobil ya diparkir di belakang kantin pak Kusadji, mas Roy parkir Toyota Land Cruiser nya disitu..
Oh ya tak bawa kalo gitu kendaraan saya dari pada diparkir di Himpunan, kata capeng itu.
Bawa saja kesini kendaraan mu dari pada hilang pernik-pernik nya.. kataku..
Ya secepatnya besok tak bawanya kesini kalo gitu ya mas.....kata capeng..
Besoknya waktu lagi makan siang aku denger bunyi.... Kring...kring. ..
Aku bilang sama bi Uki pegawai rumah tangga ITB : mang Sujak bawa sepeda ya bi ?? Aduuuh..bukan den... kata bi Uki...
Saha atuh bi??... kata saya.
Sambil bisik-bisik. .bi Uki bilang: Itu capeng baru .... yang ngebawa... .
Agak bingung juga , kok capeng bawa sepeda???
Ternyata betul... capeng baru kita bawa sepeda "Onthel" , aku langsung senyum mentertawakan diriku diriku sendiri..karena salah mengartikan definisi " kendaraan" .
Menurutku pada waktu itu definisi "kendaraan untuk mahasiswa ITB" adalah Sepeda motor atau Mobil, bukan sepeda kring..kring. .. gowes.gowes. .. maklum mahasiswa ITB mulai zaman saya masuk enggak ada yang pakai sepeda...yang pakai sepeda itu...cuma mahasiswa UGM ......
waktu liat banyak sepeda di Holland , sambil tersenyum, aku selalu teringat Koncoku itu ...

Salam

Salam

Thursday, May 8, 2008

Raden Mas Bowo Tedjoprajitno

Konon di negeri Cireundeu Kerta Raya hiduplah keluarga Raden Mas Bowo Tedjoprajitno didampingin sang Istri setia dengan 3 putri jelita.....

Tuesday, May 6, 2008

Foto Baheula (2) ti Mas Pranoto

Menurut cerita mas Pranoto ini foto pribadi, kalau ditisik-tisik masih wajah-wajah penghuni VM-TS 78...
Ok, villmers yang bisa mengenali tolong disebutkan siapa saja yang ada difoto tsb.


Nomor 12 mestinya Om Bowo... iya tah...?? dan siapa pengantinnya??

kalau yang menjadi pengantin ini siapa..??


untuk komentar klik " comments" dan ikuti petunjukknya.

Saturday, May 3, 2008

Foto Baheula ti Mas Pranoto

Mangga for identify, saha nu aya di foto teh..





Wednesday, April 23, 2008

Andree dan Toni Orlando

by Boersma Ibrahim


Andree dan Tony

Pada tahun 70an yang punya tilpun di seluruh Asraama hanya VM lho..
aku samar-samar ingat nomornya 81250 sebelum diminta pejabat ITB,
barangkali ITB mau dapat nomor gratis saja ya. enggak mau ngeluarin
duit dari kasnya....maklum pasang tilp pada zaman itu susah sekali
dan denger-dengar tilpun itu sumbangan alumni VM, enggak tau benar
atau tidaknya.

Dengan adanya telpun itu network Villa Merah bertambah dahsyat, tidak
hanya bimbingan test saja yang dapat value dengan saluran telephone
tersebut, juga penghuninya .. yang pacaran dapat menjangkau sang
kekasih dengan mudahnya...

Nah yang belum pacaran.... ohh.. tentu keciprataan manfaatnya..juga
dong...

Karena saya masih jaadi Capeng tugas saya juga menerima tilpun
masuk... ternyata tugas ini lumayan juga ..banyak dapat kenalan yang
dimulai dengan salah sambung... banyak sekali mojang Bandung yang
sempat ha.. hi.. hi ditelephone dengan saya....
suatu ketika saya dapat telephone nyasar ... ternyata bukan nyasar
ini disengajaa dari sononya...

Begitu telephone berbunyi.... kuangkat hallo... daan dijawabnya
hallo... ternyata suaranya merdu..... dan mojang bandung itu bilang
bisa bicara dengan mas Andre... aku bingung siapa yang namanya Andre
di rumah VM, tapi saking isengku aku bilang mas Andre lagi keluar...
dari siapa ya..dari..aku lupa namanya mungkin Henny atau Tanti...
namanya ..
Nanti kusampaikan, kataku..
Ini bicara dengan siapa?
Kujawab dengan gampang Toni....
Toni siapa, kok suaranya lain dari mas Toni..aku sedikit kaget..
Kujawab Toni Orlando...
dia bilang dia sering bicara dengan Andree dan Toni lainnya bahkan
Andre janjian mau datang malam minggu... ...
diamputtttttt... siapa yang namanya Andree... dan Toni ... dirumah
ini...
ternyata dua temanku ngaku... siapa yang namanya Andree dan yang
namanya Toni.. mereka bilang mau ketemu si mojang yang suaranya
sangat membuat selera cinta bertambah...

Rupanya si Andree sudah janjian mau datang malam minggu bersama
temanku Ruzy yang mengantarnya... wah sialan kawan dapat pacar... aku
belum...


Dengan pakaian rapi dan wangi yang semerbak ..Andree dan Ruzy naik
motor Suzuki Trial yang pantatnya nonggeng dan meluncur ke arah Buah
Batu .. mau apelllllll.... ke calon pacar katanya... setelah magrib
rupanya kawan dua itu langsung ngacir... Terpaksa aku nunggu telp
nyasar lainnya supaya dapat calon pikirku...

sekitar satu jaman waktu aku masih nelpun ke telephone nyasar lainnya
kudengar suara motor Suzuki meraung untuk parkir... kok cepat sekali
apelnya... apa ditolak sama mojang bandung itu...

setelah selesai nilpun.. aku dekati Ruzy...dia tertawa terbahak-
bahak...
aku bilang kalian berdua ditolak ???? karena salah
perkiraaan...ya..kurang ganteng...

Jawab Ruzy : .. enggak... kita berdua enggak bisa masuk rumahnya...
lho kenapa.. orang tuanya marah??? kataku.

enggak kata Ruzy... ceweknya gede banget Boers... badannya selebar
pintu... jadi kita nggak bisa masuk .. wah..ngeri.. ngeliatnya.. jadi
cepet -cepet ngacir aja kita berdua..

Minggu berikutnya waktu dia nanyain Si "Toni Orlando", mungkin karena
sudah patah semangat dengan Mas Andree, aku bilang sambil pencet
hidung Toni Orlando keluar kota untuk kerja praktek jawabku..

Yang ngaku namanya Andree dan Toni... hayo pada ngaku....


Boersma



Coment by Urip

Salut mas boers banyak critanya,aku jadi terharu he..he..
Tapi heran..banyak crita ini krn apa ya?
Apa karena gak kuliah trs kelamaan jd penghuninya...
Yg penting nostalgianya ya mas... Matursuwun critanya lucu2

Wassalam,
Urip

Ninja Kamar Ex

by Ahmad Jazuli

Mas tok ... mesin 79, angkatan Pokiel. Sekarang kemana ya setelah IPTN berubah jadi PTDI.

Banyak cerita lucu dengan mas Tok. Beberapa kali beliau jadi 'ninja', manjat dinding luar kamar 13 (diatas kamar 1 yg bekas kamar mandi atas ya?) gara-gara kunci kamarnya entah bagaimana bisa tertinggal didalam kamar ..

Pernah juga nonton berdua dg mas tok naik vespa kesayangannya... nyampe gedung bioskop, tinggal nunggu masuk theater baru sadar kalo dia pakai sendal beda-beda : satu pakai sendal kulit, satu lagi pakai sendal jepit ! akhirnya duduk disudut sambil menyembunyikan 'kaki' ....
Masih ingat juga kegiatan rutin bang Andi Rifai, SI79. Yaitu merawat helai demi helai kumisnya dengan cermin kecil yang digantung di tiang depan kamar 6 (edited 10) .

asyik juga ngingat2 tinggal di villa merah ...

salam
jazuli


Coment by Khairul RTH

Iya, aku ingat juga gimana mas jazuli dan mbak annanya bareng ngerjain tugas di kamar berapa yah???
Kompak banget sampe sekarang...aku gak tau mana yang membantu dan mana yang dibantu...
Tapi anehnya kok mas jazuli angel lulusnya yah...katanya sedih ninggalin kampus, jadi di lama-lama’in.
Aku juga ingat sering dikerjain sama dia saat jadi capeng, mana lama lagi, ada setahun lebih jadi capeng.
Shohib seangkatan saya Revy (SI’81), Andi Musta’in (GL’82), Ramsi (FI’81) dan saya Khairul (TK’82).
Sekarang yang gak ada beritanya Andi Musta’in, kabarnya dia termasuk penghuni yang awet juga kayak pak jazuli.


Salam

Khairul

CL(2) Kambing guling yang membuatku sengsara seharian...

by Boersma Ibrahim

Kambing guling yang membuatku sengsara seharian...

Mungkin masih ada yang teringat.. waktu hubungan Asrama putri dengan
Villa merah masih terjalin dengan mesra maklum.. dari pihak VM ada
yang naksir penghuni Asrama Putri . dan kita masak kambing guling...
yang di kasih arah putih..... maklum kita semua anak Asrama yang
hampir semuanya melarat begitu liat kambing guling, sudah lupalah
tujuan utama bersuka ria dengan putri-putri jelita dari Asrama putri
ITB, yang keliatan dimata kita cuma kambing guling. begitu kambing
guling sudah masak maka kita keroyok rame-rame kambing guling itu,
gadis-gadis jelita dari Asrama putri sudah terlupakan...
ehhh ternyata kambingnya enggak habis semuanya.. wah ini enggak
bener... pikirku.. makanan jangan disia-siakan, jadi acara makan
kambing guling kulanjutkan sendirian sampai jam 02:00 pagi...mungkin
juga si Nggong Joko ikut dengan saya ... dua paha kambing kuhabiskan
sendiri... sampai mataku terkantuk-kantuk... begitu paginya badanku
rasa panas semuanya dan bau kamarku sudah mirip kandang kambing,
karena aroma kambing yang keluar dari badanku... karena enggak hilang
hilang terpaksa aku duduk dirumput luar halaman kita sampai berjam-
jam sambil buka baju supaya hawa kambing keluar dari tubuhku
Alhamdulliah bau kambing itu juga habis dari tubuhku...

Itu cerita sekelumit diantara cerita kita tempo dulu... mudah-mudahan
teman-teman bisa share cerita kekonyolan anak-anak muda VM.
Cerita VM berikutnya akan dilanjutkan...

Tabik

Crita lama (1) Terkenang si Mimi

by Boersma Ibrahim

Karena mental jadi cerita nostalgi VM kumasukkan disini saja...

Aduh seneng banget dapet email address konco-konco lawas walaupun ada juga yang belum kenal, enggak terasa sudah berpuluh-puluh tahun enggak ketemu, yang terbayang dikepalaku teman-teman semua masih muda-muda, enggak ada yang terbatuk-batuk dimakan usia. enggak ada perutnya yang membentuk vurva polisi tidur... enggak ada yang kena asam urat, matanya masih jelalatan, genitnya masih mirip dulu kalau godain si Mimi anaknya mang Sujak..

Tapi kelakuan sudah harus berubah jangan mirip dulu lagi kas bonnya nggantung terus di warung kacang ijonya Mang Anom.

Mungkin masih teringat roti selainya mang Anom yang selainya 1 inchi tebalnya, waktu saya tanya mang Anom, kok dibiarin anak anak ambil sendiri selainya, apa enggak rugi jual rotinya.... dengan lugunya dia jawab henteu den... selainya dari ubi emang cuma tambahin pewarna
kuning dan tapioka... waduh modar aku akau kira selai betulan rupaya mang Anom juga punya trik yang enggak kalah dengan mahasiswa..

Aku juga teringat bantuin Irsal masak belut.... aku enggak tau belut itu licinnya bukan main... karena saking licinnya aku mau cuci dengan air supaya lendirnya hilang, jadi belut itu kumasukkan ke tutup makanan ampera kita yang terbuat dari anyaman bambu... wah belutnya
nyelinap keluar dari sela-sela bambu dan lepas semuanya. Aku coba tangkap hanya dua saja yang bisa kutangkap lainnya lepas semuanya... terpaksa selera makan belutnya irsal dan saya pupus sudah hari tu....

Tabik...

Monday, April 21, 2008

PORAM

PORAM, adalah Pekan Olah Raga antar Asrama Mahasiswa ITB yang populer pada "dekade" 70-an dan 80-an. Bagi para putra-putri alumni VM, maupun alumni Asrama Mahasiswa/wi ITB lainnya yang kebetulan mampir dalam blog ini, mungkin dapat bertanya kepada ayah-bundanya tentang kenangan mereka pada PORAM tersebut. Pada tulisan berikut adalah kenangan yang mulai diungkap kembali oleh rekan Mas Boersma Ibrahim yang sempat jadi "bintang" PORAM ditahun 70-an.

PORAM 1
by Boersma Ibrahim

PORAM ( pekan Olah raga antar Asrama )mungkin teman-teman masih ingat VM menjaadi juara 2 kejuaaraan antar Asrama. cukup membuat kaget team-team Asrama lainnya, kok bisa penghuni sekecil gitu kok menggilas rumah A,B, C, E dan H.
Yang bisa ngalahin Villa Merah itu cuma Barrack karena penduduknya 100 orang kali ya.. Padahal setiap hari penghuni rumah-rumah lainnya tiada hari tanpa olah raga sedangkan.... Villa Merah adem ayem karena ngurusi bimbingan test..
Lho ini kok bisa, apa penghuni VM semua olah ragawan???
Jelas tidak...yang olah ragawan itu hanya segelintir saja, mungkin dua atau tiga seingat saya ( Mas Don, Mas Pranoto dan Mas Hartoyo), yang lainnya menyebut olah ragawan kalau ada pembagian telur rebus sumbangan alumni. Maklum enggak mau kehilangan jatah telur rebus. Nah bulu tangkis kita menang, ping pong juga menang, maklum yang main yah cuma tiga orang itu, kalau sepak bola, volley ball diperbolehkan team main hanya tiga orang mungkin VM jadi juara umum ya....
Waktu dipanggil kedepan untuk ambil piala juara kedua kok semua penghuni VM mau ikut maju.. Weleh.. weleh.. enggak pernah ngangkat raket badminton dan tau nya cuma minta bagian telor rebus kok pingin minta dikalungi medali juara ...

Tabik..


PORAM 2
by Khairul RTH

Mas/Akang/Uda/ Abang/dll

Saya jadi ingat POR Asrama 86, dimana Vilmer jadi juara 3 adu penalti sama asrama F, kipernya saat itu Eddy Satriya.
Aku termasuk yang masukin gawangnya saat adu penalti.
Kiper kita saat itu Mas Urip.
Gelandangnya sdr. Masrudi S.
Strikernya aku, agus ama Manonton.
Nixon juga ikut Lainnya aku lupa

Salam
Khairul

POR"A"AM
by Pokiel

Hallo boss2 sekalian, Semalem saya ngonrol sama alumni Barak yang sekarang sudah agak beradab, kok kebetulan ngomongin soal PORAAM juga. A-nya 2 karena tambah Alumni. Lah karena sudah pada sepuh, olahraga yang diusulkan ya untuk orang sepuh. Jadi musti bolanya diem; nggak wira-wiri kayak sepakbola atau volley. Bola bisa dipelototin nggak kemana2, yaitu golf. Ada yang berminat ? Setahu saya di VM banyak pegolf tangguh, seperti oom Boersma, Oom Roy, Pakde Don, Bambang Sadewo, Parhusip Budiman, Harry (80, temen angkatan Jazuli) dll. Orang Barak sih sampai sekarang tetep becak2 semua. Mungkin sudah genetik ya.

Salam,
Pokiel

Thursday, April 17, 2008

Reuni 2004

Wajah alumni VM tahun 2004 tidakbanyk berbeda dengan tahun 2008

dari kiri ke kanan : 1. Ruzwar, 2. Irsal, 3. Hoed(?), 4. ...yang cuman kelihatan kumisnya?? 5. yang ngobroldengan Urip??? 6. Urip 7. Bowo 8. Pokiel, 9. Pieter 10. Yos 11. Nixon.
Dan yang memfoto : Hasrul atau Asikin (?)

Kenangan VM

by Boersma Ibrahim

Eladalah... motorku itu bukan butut lho ... motorku itu sekarang sudah masuk catagory antik.... dan enggak percaya kalau motor itu masih kusimpan...
Aku sempat marahin anakku karena mau dijual kiloan karena enggak dihitung motor katanya.. Aku bilang kamu kuwalat semua kalau sampe ngejual motorku itu.. Ibumu dulu seneng sekali kalau kubonceng dengan motor Hondaku keliling Bandung.. jadi motor itu lebih tua dari kamu semuanya...

Nah salah satu tugas mereka sekarang..... merawat ex kendaraan penghuni Villa Merah.

Anakku sempet juga ngeledek aku, mereka bilang enak juga ya pa.. naik motor ini.. kenapa tanyaku... polisi enggak bakal nangkep karena kalau ditilang uang tilangnya lebih mahal dari harga motor itu.....kalau motor diberikan dengan pak polisi.. polisi mana mau liat naik motor itu...diamppputtt. .. kataku.....

Satu lagi kenangan VM yang kubawa kerumah...

Aku sama Roy dan Ruzy, coba-coba membuat Bongsai dari pohon beringin... banyak anak-anak pohon beringin yang mulai tumbuh dari didepan halaman rumah VM. nah aku bikin satu Roy dan Ruzy juga bikin satu juga...
Mungkin mereka berdua bukan keturunan petani jadi bongsai mereka berdua matek... kabeh.. punyaku setiap pagi kusirami... daun-daun yang kecil kuhilangkan supaya jadi bongsai betulan..

Begitu aku pindah ke Jakarta .. cuma ransel isi baju dan beringin kontet itu... kubawa dikereta klutuk Bandung -Jakarta.. harta lainnya ya enggak ono...

Weleh.weleh. .pindahan anggota VM kok cuma bawa ransel sekolaah dan pohon beringin...
Motor kuserahkan sama adikku..dengan pesan jangan dijual lho...

Waktu aku tugas di Aceh sebulan rupanya enggak ada yang ngurusi
bongsaiku... mulailah dia membesar sampai setengah meter...
wah..wah.. terpaksa aku ganti masukkan pot besar..
dan aku wanti-wanti..jangan dibiarkan membesar... lagi...
Setiap pindahan rumah di Jakarta, pohon beringin itu selalu kubawa..

Karena yang punya enggak pernah ada dirumah Jakarta lagi ...
e..mereka pindahin pohon beringin kontet itu kehalaman depan. .. karena mereka malas nyiramnya... biar air hujan saja yang merawatnya lebih alamiah... jangan dikebiri lagi kata mereka... dosa.. ngebiri mahluk hidup kata mereka sambil meledek aku...

Mirip pesan olah raga malam VM...." Semua tanaman dihalaman rumahku boleh mati semua... tapi yang itu jangaaaaaaaaaan. .... ...."

Nah pohon beringin itu dengan gagahnya masih hidup setinggi setengah meter....saja. .. ..

Tunggu Cerita VM berikutnya ya...

Kalian pikir aku kurus ...... wahh...... salah...... aku nggak makan ransum lagi...

Aku mau kirim photo enggak bisa karena filenya terlalu besar..

Salam


Boersma

Foto Boersma dan Keluarga

Cuplikan 11 April dalam foto

Foto 1 : Action Pak Prof dan Fasilisator


Foto 2 Serius

Foto 3 Penuh Canda
Foto 4 Serius banget... atau pura-pura??
Foto 5 Semangat ...

Foto 7 Selalu tertawa...







Keluarga Besar Villa Merah 2008

Setelah lebih dari 12 tahun Asrama Mahasiswa ITB Villa Merah dialih fungsikan, para alumni yang tergabung dalam Keluarga Besar Villa Merah masih berusaha mempertahankan eksistensinya melalui reuni-reuni kecil.

Upaya komunikasi yang dilakukan secara aktif oleh Bowo Tedjo Prajitno MS'72, yang didukung oleh rekan-rekan alumni lainnya antara lain : Oetoro Oesman FT'73, Hartoyo Soegondho MS'76, Nixon Erzed IF'85, berhasil menghadirkan 16 orang alumni dari angkatan 69-85 dalam suatu reuni yang diselengarakan di I-Cafe pada tanggal 11 April 2008.
Reuni kali ini mencoba memberi arti dengan sharing EPC yang disampaikan oleh Don Sardjono.

Berikut adalah alumni VM yang berkesempatan hadir pada acara reuni tersebut:
- Oetoro Oesman
- Bowo Tedjo Prajitno
- Don Sardjono
- Datu Wasesa
- Ruzwar Mardiputra
- Hoedijono
- Amirullah
- Yos Rizal Anwar
- Irsal Hadjar
- Adi Prajitno
- Hartoyo Soegondho
- Fartiyanto
- Budiman Parshusip
- Urip Sedyowidodo
- Reviyeno
- Nixon Erzed

Untuk kesempatan berikutnya akan diadakan kembali reuni dengan suasana yang lebih santai yang rencananya diadakan di rumah salah seorang alumni.

Melalui blog ini, bagi KBVM yang tersebar diseluruh belahan bumi diundang agar dapat bergabung dalam milis alumni_VM@yahoogroups.com.

Untuk berita dan cerita yang lebih private akan dishare malalui milis.