Friday, May 9, 2008

Onthel

Cerita ini balik pada tahun 70an, baru tiga harian kita menerima capeng VM, mungkin karena segan dengan senior-senior lainnya yang mukanya dibuat-buat kereng mirip centeng, maka Capeng ini mendekati saya, walaupun saya sudah berkumis capeng ini enggak begitu takut sama saya.
Setelah menghampiri saya dia bilang " Mas boleh enggak bawa kendaraan ke VM",
oh ya tentu boleh, enggak ada larangan.. kamu liat kan itu banyak sepeda motor parkir di gang itu dan untuk mobil ya diparkir di belakang kantin pak Kusadji, mas Roy parkir Toyota Land Cruiser nya disitu..
Oh ya tak bawa kalo gitu kendaraan saya dari pada diparkir di Himpunan, kata capeng itu.
Bawa saja kesini kendaraan mu dari pada hilang pernik-pernik nya.. kataku..
Ya secepatnya besok tak bawanya kesini kalo gitu ya mas.....kata capeng..
Besoknya waktu lagi makan siang aku denger bunyi.... Kring...kring. ..
Aku bilang sama bi Uki pegawai rumah tangga ITB : mang Sujak bawa sepeda ya bi ?? Aduuuh..bukan den... kata bi Uki...
Saha atuh bi??... kata saya.
Sambil bisik-bisik. .bi Uki bilang: Itu capeng baru .... yang ngebawa... .
Agak bingung juga , kok capeng bawa sepeda???
Ternyata betul... capeng baru kita bawa sepeda "Onthel" , aku langsung senyum mentertawakan diriku diriku sendiri..karena salah mengartikan definisi " kendaraan" .
Menurutku pada waktu itu definisi "kendaraan untuk mahasiswa ITB" adalah Sepeda motor atau Mobil, bukan sepeda kring..kring. .. gowes.gowes. .. maklum mahasiswa ITB mulai zaman saya masuk enggak ada yang pakai sepeda...yang pakai sepeda itu...cuma mahasiswa UGM ......
waktu liat banyak sepeda di Holland , sambil tersenyum, aku selalu teringat Koncoku itu ...

Salam

Salam

3 comments:

boersma Ibrahim said...

Uda Boersma,



Wah kalo Capeng itu aktif di milis ini pasti dianya mesem-mesem nich dengar cerita uda.

Jangan-jangan dianya udah jadi juragan besar kali sekarang ini.

Asal jangan kacang lupa ama kulitnya, tul nggak.



Salam

KRH

boersma Ibrahim said...

Boers siapa sih si Capeng itu (?), may i guess , si Joko ya ? emangnya naek "Onthel" aneh nggak lah, biasanya justru orang2 yang sukses kendaraannya onthel spt Bung karno dll.


Roy

boersma Ibrahim said...

Itulah saya sering salah mendifinisikan kosa kata , karena begitu Capeng itu bilang dia mau bawa kendraaan ke VM yang terpikir oleh saya hanya Motor atau Mobil. makanya saya menertawakan diriku, aku harus banyak belajar arti kosa kata setiap daerah... itu untungnya kita hidup di VM, Kita bergaul dengan teman-teman dari Ambon, Makasar, Madura, Sunda, Padang, Palembang, Jawa Timur, Lampung, Batak, Melayu...

begitu juga waktu ada teman kita bilang " pukul satu kurang suku", saya sedikit bingung...ternyata itu artinya Jam satu kurang seperempat, makanya aku sering candain Capeng itu " Kalau pusing liat belakang ya"... atau " balen kereta kau sepukul mau round di pasar hitam" ( nyeleh montormu sak jam aku arep kluyuran nang dalan aspal) . nah itu aku banyak belajar di VM...



Oom Roy......jangan sembarangan nebak lho nanti semua umat bisa misleading ke Kang Joko Horodoyo...

Ha.. ha.....



Aku nggak nyangka ada mahasiswa ITB mau naik sepeda , karena umumnya mahasiwa ITB pada zaman itu gengsinya gede, jarang yang mau naik sepeda. pokoknya lebih baik jalan kaki atau naik " Honda" kalau enggak punya mobil atau motor... karena Bandung kota yang berbukit enggak seperti Yogyakarta.





" Celometan " ku di VM... aku bersambung.. . jangan bosen...ini mirip cerita Kho Ping Ho... masih berjilid...



Salam.